Teori Perkembangan Kognitif Piaget
1. Kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf
2. Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya
3. Interaksi sosial, yaitu
pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam hubungannya dengan lingkungan sosial
4. Ekuilibrasi, yaitu
adanya kemampuan atau sistem mengatur
dalam diri organisme agar dia selalu mempau mempertahankan keseimbangan dan
penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
a.
Kematangan
Kematangan sistem
syaraf menjadi penting karena memungkinkan anak memperoleh manfaat secara
maksimum dari pengalaman fisik. Kematangan membuka kemungkinan untuk
perkembangan sedangkan kalau kurang hal itu akan membatasi secara luas prestasi
secara kognitif. Perkembangan berlangsung dengan kecepatan yang berlainan
tergantung pada sifat kontak dengan lingkungan dan kegiatan belajar sendiri.
b.
Pengalaman
Interaksi antara
individu dan dunia luar merupakan sumber pengetahuan baru, tetapi kontak dengan
dunia fisik itu tidak cukup untuk mengembangkan pengetahuan kecuali jika
intelegensi individu dapat memanfaatkan pengalaman tersebut.
c.
Interaksi Sosial
Lingkungan sosial
termasuk peran bahasa dan pendidikan, pengalaman fisik dapat memacu atau
menghambat perkembangan struktur kognitif
d.
Ekuilibrasi
Proses pengaturan
diri dan pengoreksi diri (ekuilibrasi), mengatur interaksi spesifik dari
individu dengan lingkungan maupun pengalaman fisik, pengalaman sosial dan
perkembangan jasmani yang menyebabkan perkembangan kognitif berjalan secara
terpadu dan tersusun baik.
Dalam pandangan Piaget, anak-anak secara aktif
membangun dunia kognitif mereka dengan menggunakan skema untuk menjelaskan
hal-hal yang mereka alami. Skema adalah struktur kognitif yang digunakan oleh
manusia untuk mengadaptasi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini
secara intelektual. Piaget (1952)
mengatakan bahwa ada dua proses yang bertanggung jawab atas seseorang
menggunakan dan mengadaptasi skema mereka:
1.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi baru ke
dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena seseorang
akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang diperolehnya agar
bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya.
2.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang
melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang
tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi
pemunculan skema yang baru sama sekali.
Piaget
membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi
dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:
1.
Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman
diperoleh melalui fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat
indra). Pada mulanya pengalaman itu bersatu dengan dirinya, ini berarti bahwa
suatu objek itu ada bila ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia
mulai berusaha untuk mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghiang
dari pandangannya, asal perpindahanya terlihat. Akhir dari tahap ini ia mulai
mencari objek yang hilang bila benda tersebut tidak terlihat perpindahannya.
Objek mulai terpisah dari dirinya dan bersamaan dengan itu konsep objek dalam
struktur kognitifnya pun mulai dikatakan matang. Ia mulai mampu untuk
melambungkan objek fisik ke dalam symbol-simbol, misalnya mulai bisa berbicara
meniru suara kendaraan, suara binatang, dll.
2.
Periode praoperasional (usia 2–7
tahun)
Tahap ini adalah tahap persiapan untuk
pengorganisasian operasi konkrit. Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak
berdasarkan pada pengalaman konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia
melihat objek-ojek yang kelihatannya berbeda, maka ia mengatakanya berbeda pula.
Pada tahap ini anak masih berada pada tahap pra operasional belum memahami
konsep kekekalan (conservation), yaitu kekekalan panjang, kekekalan
materi, luas, dll. Selain dari itu, cirri-ciri anak pada tahap ini belum
memahami dan belum dapat memikirkan dua aspek atau lebih secara bersamaan.
3.
Periode operasional konkrit (usia 7–11
tahun)
pada umumnya anak-anak pada tahap ini telah memahami
operasi logis dengan bantuan benda benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam
memahami konsep kekekalan, kemampuan untuk mengklasifikasikan dan serasi, mampu
memandang suatu objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif. Anak
pada tahap ini sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi
hanya objek fisik yang ada saat ini (karena itu disebut tahap operasional
konkrit). Namun, tanpa objek fisik di hadapan mereka, anak-anak pada tahap ini
masih mengalami kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika.
4.
Periode operasional formal (usia 11
tahun sampai dewasa)
Anak pada tahap ini sudah mampu melakukan penalaran
dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan menggunakan logika. Penggunaan
benda-benda konkret tidak diperlukan lagi. Anak mampu bernalar tanpa harus
berhadapan dengan dengan objek atau peristiwa berlangsung. Penalaran terjadi
dalam struktur kognitifnya telah mampu hanya dengan menggunakan simbol-simbol,
ide-ide, astraksi dan generalisasi. Ia telah memiliki kemampuan-kemampuan untuk
melakukan operasi-operasi yang menyatakan hubungan di antara hubungan-hubungan,
memahami konsep promosi.
Teori Perkembangan Kognitif Vygotsky
Seperti Piaget, Vygotsky menekankan bahwa
anak-anak secara aktif menyusun pengetahuan mereka. Akan tetapi menurut
Vygotsky, fungsi-fungsi mental memiliki koneksi-koneksi sosial. Vygotsky
berpendapat bahwa anak-anak mengembangkan konsep-konsep lebih sistematis,
logis, dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang penolong yang
ahli.
1.
Konsep Zona Perkembangan Proksimal
(ZPD)
Zona Perkembangan
Proksimal adalah istilah Vygotsky untuk rangkaian tugas yang terlalu sulit
dikuasai anak seorang diri tetapi dapat diipelajari dengan bantuan dan
bimbingan orang dewasa atau anak-anak yang terlatih. Menurut teori
Vygotsky, Zona Perkembangan Proksimal merupakan celah antara actual
development dan potensial development, dimana antara apakah seorang
anak dapat melakukan sesuatu tanpa bantuan orang dewasa dan apakah seorang anak
dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang dewasa atau kerjasama dengan teman
sebaya. Batas bawah dari
ZPD adalah tingkat keahlian yang dimiliki anak yang bekerja secara mandiri.
Batas atas adalah tingkat tanggung jawab tambahan yang dapat diterima oleh anak
dengan bantuan seorang instruktur. Maksud dari ZPD adalah menitikberatkan ZPD pada
interaksi sosial akan dapat memudahkan perkembangan anak.
2.
Konsep Scaffolding
Scaffolding ialah perubahan tingkat dukungan. Scaffolding
adalah istilah terkait perkembangan kognitif yang digunakan Vygotsky untuk
mendeskripsikan perubahan dukungan selama sesi pembelajaran, dimana orang yang
lebih terampil mengubah bimbingan sesuai tingkat kemampuan anak.Dialog adalah
alat yang penting dalam ZPD. Vygotsky memandang anak-anak kaya konsep tetapi
tidak sistematis, acak, dan spontan. Dalam dialog, konsep-konsep tersebut dapat
dipertemukan dengan bimbingan yang sistematis, logis dan rasional.
3.
Bahasa dan Pemikiran
Menurut Vygotsky,
anak menggunakan pembicaraan bukan saja untuk komunikasi sosial, tetapi juga
untuk membantu mereka menyelesaikan tugas. Lebih jauh Vygotsky yakin bahwa anak
pada usia dini menggunakan bahasa unuk merencanakan, membimbing, dan memonitor
perilaku mereka. Vygotsky mengatakan bahwa bahasa dan pikiran pada awalnya
berkembang terpisah dan kemudian menyatu. Anak harus menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi dengan orang lain sebelum mereka dapat memfokuskan ke dalam
pikiran-pikiran mereka sendiri. Anak juga harus berkomunikasi secara eksternal
dan menggunakan bahasa untuk jangka waktu yang lama sebelum mereka membuat
transisi dari kemampuan bicara ekternal menjadi internal.
DAFTAR PUSTAKA
Adek. “Teori Perkembangan Kognitif Vigotsky”. Online. http://valmband.multiply.com/journal/item/11?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses 13 Desember 2011.
Anonim. “Teori Piaget Tentang Perkembangan Kognitif”. Online. http://edukasi.kompasiana.com/2011/01/01/teori-piaget-dan-vygotsky/. Diakses 12
Desember 2011.
King, Laura A. 2010. Psikologi Umum Sebuah
Pandangan Apresiatif. Jakarta: Salemba Humanika.
Nur Azizah Fadhillah. “Teori Pendidikan: Teori
Perkembangan Sosial Kognitif Lev Vygotsky”. Online. http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/03/teori-pendidikan-teori-perkembangan-sosial-kognitif-lev-vygotsky/.
Diakses 14 Desember 2011.
Pristiadi Utomo. “Piaget dan Teorinya”. Online.
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/piaget-dan-teorinya/. Diakses 13 Desember 2011.
copas dari blog saya ya sis?
BalasHapushttp://utamitamii.blogspot.com/2012/04/teori-perkembangan-kognitif-vygotsky.html
lain kali sumbernya dicantumkan yaa :)