Sabtu, 15 Desember 2012

RIWAYAT MARIA MONTESSORI

Maria Montessori lahir tahun 1870 di kota Chiara Valle, Italia dimana ia menghabiskan masa kecilnya. Maria Montessori pindah keRoma pada usia 3 tahun dan tumbuh di lingkungan yang di dominasiprestasi akademis. Maria Montessori belajar matematika dan teknik dijurusan teknik, kemudian melanjutkan kuliah di universitas Roma. Iamenjadi wanita pertama yang memperoleh gelar dokter. Selanjutnyamenekuni karier dokter di State Orthophenis School di Roma, danbekerja menangani anak-anak cacat. Keberhasilan Maria Montessori menangani anak cacat, meyakinkan dirinya untuk meninggalkan profesi dokter dan memfokuskan diri pada pendidikan. Untuk mempelajarifungsi pikiran manusia, ia kembali ke kampus untuk mempelajaripsikologi dan antropologi. Bahkan akhirnya Maria Montessori menjadidekan jurusan antropologi pendidikan.Maria Montessori melanjutkan bekerja dengan anak-anak dariberbagai budaya dan latar belakang, tidak hanya anak cacat, tetapi jugaanak normal dari keluarga kaya dan miskin. Ia menyimpulkan bahwaanak perlu lebih dari sekedar perawatan fisik dan medis gunamenunjang pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan raganya, anakmemerlukan lebih dari sekedar pelajaran yang diajarkan di sekolahumum. Ia memperkenalkan strategi pendidikan yang mencakup melatihpanca indera dan ketrampilan motorik anak. Dengan alat peraga khususdan di lingkungan yang tepat, anak cenderung bisa mengerjakanaktivitas secara spontan, dan , lewat aktivitas anak mendapatkanpengetahuan dan ketrampilan. Anak akan belajar sekuat keinginanpribadi dan mengatasi ketidakmampuannya tanpa bantuan dan campurtangan orang tua.Pengalaman kerja pertama Maria Montessori adalah mendidikanak cacat. Selanjutnya hasil observasi Maria Montessori juga berlaku untuk anak normal. Eksperimen awal Maria Montessori mengajarkanbahwa guru perlu mengajarkan dasar-dasar hidup. Misalnya melatihpanca indera dan sistem urat saraf.
Setelah berhasil mengajar anak cacat. Kesempatan menguji metode Maria Montessori untuk anaknormal datang ketika diminta menguji 60 anak di kawasan kumuh SanLorenzo, Roma. Anak-anak ini berusia 3-7 tahun. Berasal dari keluargamiskin. Sebagian orang tua mereka bahkan buta huruf. Karena danakurangia membuat sendiri furnitur dan perlengkapan mengajar.Usaha untuk menumbuh-kembangkan anak dilakukan MariaMontessori dengan mendirikan Casa Dei Bambini atau rumah anak. Disini, Maria Montessori menelaah respon terhadap metode mengajaranak prasekolah. Metode mengajar Maria Montessori mulai terkenaldan membuka jalan untuk membuat proyek serupa bagi MariaMontessori dan pengikutnya. Maria Montessori mendirikan sekolahuntuk anak normal dan anak orang kaya. Maria Montessori mengatakananak normal mempunyai kemampuan yang sama untuk melakukanaktifitas anak cacat. Maria Montessori telah menemukan metodemengajar yang tepat dan menyadari perlu adanya revolusi pendidikan.Untuk menyebarluaskan penemuannya, ia berkenan mengajar hingga keAmerika, Inggris, Australia, dan Asia. Tidak mengherankan jika MariaMontessori didominasikan 3 kali untuk menerima hadiah nobel dibidang perdamaian.Maria Montessori meninggal di Belanda tahun 1952, sebelumulang tahunnya yang ke-82. dia bekerja setiap hari untuk mengajarkansistem pendidikan ke seluruh dunia. Selain buku dan program pelatihan guru, banyak asosiasi dan sekolah di Eropa, Amerika, dan Asia yangmengabdikan nama Maria Montessori

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2192889-riwayat-hidup-maria-montessori/#ixzz2FBAX8aDB





Prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode Maria

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam metode Maria Montessori adalah metode Student Centered Learning. Maria Montessori mengajarkan anak untuk lebih aktif berperan serta dalam pembelajaran. Dia menerapkan belajar sambil bermain agar anak-anak lebih dapat mengerti bahan yang dibahas. Secara garis besar Montessori juga membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang sesuai bagi anaknya.

Metode Maria Montessori terhadap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik

Setiap manusia terdiri atas 3 kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, oleh karena itu penulis akan membahas mengenai kelebihan dengan metode Maria Montessori dari 3 segi.

A.   Kognitif
B.   Afektif (emosi)
- Tidak boleh dipaksa
- Proses pendidikan harus dengan kemauan anak sendiri
- Anak harus merasa senang dalam belajar

SKEMA dan CERITA
Melalui alat yang digunakan tanpa dipaksa
1. Membuat anak melakukan sesuatu
2. Anak menjadi senang
cerita :
Pada hari Ibu, anak-anak diminta menggambar atau membuat sesuatu untuk ibu. Anak diberi pengertian bahwa apa yang akan mereka buat adalah tanda rasa sayang mereka pada ibu, sehingga anak akan membuat sesuatu untuk ibunya tanpa dipaksa.

C.   Psikomotor
CERITA:
Saat bermain, anak-anak diminta untuk membuat kelompok kecil bersama temantemannya. Kemudian disediakan alat-alat seperti sekop kecil, pasir, batu-batuan, gerobak kecil. Tiap kelompok diminta untuk membuat suatu bangunan sederhana, dari permainan tersebut anak-anak dapat belajar bekerja sama untuk membangun bangunan sederhana tersebut.

Tujuan Metode Maria Montessori
Tujuan penggunaan metode Maria Montessori adalah membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka. Penerapan metode belajar yang baik sangat berperan penting dalam pembentukan kemampuan intelektual, kepribadian, dan dalam hubungan sosial dan emosional. Hal ini dikarenakan umur lima tahun merupakan umur emas. Dikatakan umur emas karena pada saat ini kemampuan intelektual anak sedang meningkat sampai taraf optimal. Jadi orang tua harus menerapkan metode pengajaran yang baik kepada anak mereka. Sebelum membina perlu menentukan seperangkat nilai yang mau ditanamkan.
1.    Watak kepribadian macam apa yang ingin dilatihkan dan dikembangkan?
2.    Sikap sosial macam apa yang hendak kita bangun?
3.    Kegiatan atau pengalaman apa yang hendak kita berikan untuk membangun etika dan moral yang baik sesuai dengan usia?

Namun yang paling penting adalah nilai, etika dan moral dari sikap dan perilaku orang tuanya sendiri. Nilai apa yang hendak kita transferkan kepada anak-anak? Kita dapat mencari "potret" orang tua yang positif dalam menanamkan nilai-nilai. Pendekatan macam apa
yang hendak kita gunakan secara positif.

TUJUAN METODE MARIA MONTESSORI
1.     Membantu para orang tua dalam menerapkan pola pengajaran yang efektif bagi anak mereka.
2.     Membantu anak-anak didik dalam mengembangkan tingkat intelektual, psikomotor, dan afektif yang ada pada diri mereka.
3.     Membuat anak dituntut untuk dapat berkembang sesuai dengan periode perkembangannya saat mereka mulai peka terhadap tugas-tugasnya.
4.     Mengajarkan pada anak cara belajar yang efektif dan optimal melalui permainan.
5.     Mengembangkan keterampilan yang menekankan pada pentingnya anak bekerja bebas dan dalam pengawasan terbatas.
6.     Anak diajarkan untuk dapat berkonsenterasi dan berkreasi.
7.     Guru hanya sebagai pengamat dan pembimbing, karena anak dibiasakan untuk memilih sesuai dengan keinginan sendiri.

Alat Permainan Edukatif ciptaan Montessori
Montessori menciptakan alat permainan yang memudahkan anak untuk mengingat dan mengenal konsep-konsep tanpa perlu dibimbing. Alat dirancang dengan sedemikian rupa agar anak dapat bekerja secara mandiri. Beberapa alat permainan tersebut antara lain:
a.     Alat timbangan
b.     Silinder dengan ukuran serial sepuluh ukuran
c.      Tongkat-tongkat desimeter, meter
d.     Gambar-gambar untuk dicontoh, bahan untuk mengembangkan motorik halus
e.     Bentuk-bentuk segitiga, segi empat, segi enam yang dipecah-pecah
f.       Bentuk-bentuk tiga dimensi, kerucut, kubus, prisma, bola
g.     Bujur telur, limas, dan sebagainya

Landasan Teori
Maria Montessori merupakan seorang pendidik yang menggunakan metode pendidikan yang menekankan pada pentingnya anak bekerja bebas dan dalam pengawasan terbatas. Metode Maria Montessori merupakan metode belajar pada zaman dahulu. Sekarang, Maria Montessori lebih di kenal dengan nama Problem Based Learning (PBL). PBL ini mempunyai nama lain yaitu Project Based Learning (pembelajaran berdasarkan proyek), Experience Based Education (belajar berdasarkan pengalaman), Authentic Learning (pembelajaran otentik), dan Anchored Instruction (berakar pada kehidupan nyata).
Maria Montessori ini merupakan gabungan dari berbagai macam pembelajaran yang disebut dengan kolaboratif learning. Kolaboratif learning terdiri dari PBL, PQ4R, SQ3R. Metode Maria Montessori membuat anak dituntut untuk dapat berkembang sesuai dengan periode perkembangannya saat mereka mulai peka terhadap tugastugasnya. Maria Montessori berpusat pada peserta didik. Oleh sebab itu, disebut dengan Student Centered Learning.
Pada metode ini guru hanya bersifat sebagai fasilitator dan mediator saja selebihnya menjadi tanggung jawab peserta didik. Student Centered Learning ini lebih menekankan pada pembelajaran-pembelajaran kasus. Peserta didik di bagi menjadi kelompok-kelompok, lalu peserta didik belajar cara untuk mengkaji masalah, menganalisa dan mencari solusi masalah yang dikaji. Setelah itu, peserta didik mengajukan pertanyaan atau masalah, lalu terintegrasi dengan disiplin ilmu lain.
Setelah itu, penyelidikan otentik pun dapat dilakukan dan akan menghasilkan produk atau karya yang menggangumkan. Cara inilah yang akan menghasilkan sumber daya manusia yang potensial. Belajar dengan kasus-kasus dapat mempengaruhi kognitif dan metakognitif peserta didik itu sendiri. Peserta didik dapat mengembangkan kemampuan kognitif dan
metakognitif pada saat mereka belajar. Tujuan yang ingin dicapai adalah dengan cara mengkonstruksikan pengetahuan yang telah mereka dapat sebelumnya. Selain itu, Faktor sosial dan faktor individu itu sendiri berpengaruh dalam metode ini. Metode ini mengajarkan agar peserta didik aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaanpertanyaan.
Cara pembelajaran lainnya adalah Teori Scaffolding, dimana guru memberikan materi, lalu peserta didik menangkapnya dan berjalan terus hingga akhirnya peserta didik sudah mendapat banyak materi dan guru sedikit memberikan materi. Pada saat ini peserta didik dituntut untuk berkonsentrasi agar dapat menangkap apa yang telah
diberikan oleh guru. Kita seharusnya membantu anak untuk menjadikan fantasi sebagai suatu hal yang nyata. Setiap orang berimijanasi, namun kita harus mengetahui cara mengembangkan imajinasi tersebut.
 

1 komentar: